Gambar ketika Bimtek DiSamarinda

mgmp dismkn 2 banjarbaru

mgmp dismkn 2 banjarbaru
ketika melaksanakan kegiatan mgm

Jumat, 30 Juli 2010

PEMALI BAGI KEPALA SEKOLAH

Jika anda jadi Kepala Sekolah ada beberapa  hal yang diistilahkan oleh orang Banjar Pemali untuk dilakoni oleh seorang Kepala Sekolah. Pemali merupakan sesuatu yang tabu untuk dikerjakan, atau sesuatu yang jika dikerjakan bisa membikin malu bagi dirinya ,keluarga dan orang lain, atau boleh dikatakan Pemali merupakan perbuatan yang menyalahi aturan. Entah aturan tertulis maupun tidak tertulis. Pada masyarakat Banjar istilah pemali paling sering  digunakan untuk menegur seseorang apabila mengerrjakan sesuatu dianggap tidak benar. Contoh, Pemali bagi seorang anak perempuan duduk ditengah lawang. Entah alasannya apa kurang jelas, tapi setiap anak perempuan duduk dimuka lawang maka biasanya orang tuanya menegur dengan menggunakan istilah Pemali.Ada lagi contoh lain Pemali anak tidur Tengkurap dan ditimpali bakal kematian ibunya, Pemali kalau mengaduk nasi centongnya dipukul-pukulkan kepanci, Pemali bagi seorang laki-laki kencing berdiri, pemali..pemali...dsb.
Lalu apa hubungannya Pemali dengan jabatan seorang Kepala Sekolah ?
Selama 15 tahun saya menjadi guru di sekolah ini, banyak hal yang berkenaan dengan protes teman guru tentang aktifitas Kepala Sekolah.Entah itu aktifitas dalam pergaulan sehari-hari, aktifitas yang berhubungan dengan pekerjaannya dll.
Pemali merupakan sesuatu yang hendaknya jangan dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah. Mungkin anda penasaran apalagi saat ini sedang menjabat Kepala Sekolah.
Ada pandangan masyarakat guru yang harus disadari oleh Kepala Sekolah adalah bahwa Kepala Sekolah itu adalah seorang yang sudah pasti bernampilan Rapi, Berwibawa, berjiwa sosial punya kepandaian yang lebih dan pikiran masyarakat guru dan murid ia adalah identik dengan seorang BOS.
Disinilah perlunya kreatifitas seorang Kepala Sekolah untuk mengantisipasi agar sebagian  pandangan itu tidak berubah menjadi sebaliknya.
Kepsek diremehkan, dikucilkan , dianggap sok pintar dan yang paling merugikan adalah diistilahkan orang Banjar "PEMALAR".
Kepsek jangan sama sekali atau pemali memakai gaya orang rendahan yaitu menggunakan istilah "MALARAN". Ini sudah menunjukan bahwa sifat sosial Kepseknya sangat rendah.
Ada beberapa pekerjaan di sekolah yang sering dijadikan objek pembicaraan sebagian guru adalah dalam hal menyediakan sarana dan prasarana atau atribut siswa dalam kegiatan belajar sehari-hari.Seperti penyediaan atribut sekolah, emblem, lokasi, topi, sampai pada seragam sekolah. Nah proyek ini adalah level bawah, Kepsek harus waspada karena ini adalah proyek yang menjebak kredibilitas diri kepsek. Apa pasal ?terkadang tanpa disadari kepsek merasa orang yang paling berwenang , bahwa sekecil apapun yang ada disekolah merupakan daerah kekuasaannya. Akhirnya proyek yang sebenarnya bukan levelnya ditangani sendiri oleh kepsek untuk diambil sendiri keuntungannya dengan alasan hak nya sebagai kepala sekolah, apalagi yang bersangkutan punya kebiasaan dulu dengan mengistilahkan "MALARAN". Nah hal ini lah yang mengawali pemicu ketidakharmonisanya guru dengan Kepsek.
Karena Kepsek itu sudah Level BOS..maka pemali baginya untuk menghandle proyek tingkat bawah tersebut, maka sebaiknyalah proyek itu diserahkan saja pada panitia PSB, atau Koperasi sekolah..toh kalo ada untung maka Kepsek pasti juga akan dapat bagian, dan bahkan paling besar.
Keuntungan dari menghindari ini adalah , imet masyarakat guru tambah baik terhadapnya, pertama dianggap sosial, dermawan tidak pelit dan suka berbagi.
Dari segi sikap Kepsek sebaiknya menghindari sikap "JAIM" alias jaga imet, ingin kelihatan berwibawa tapi memaksakan diri, seperti bersikap cuek terhadap teman guru, jika disapa tidak membalas menyapa, diajak bersalaman dengan berat hati, sulit untuk tersenyum, padahal dulunya murah senyum tapi setelah jadi Kepsek disengaja untuk tidak murah senyum karena takut dianggap tidak berwibawa. Wooo..ini sungguh sangat Pemali bagi seorang Kepsek, karena ia akan terjebak oleh sikapnya sendiri.
Perlu disadari berwibawa itu bukan berarti ditakuti, setiap orang yang ditakuti belum tentu berwibawa.
Perbedaan orang yang ditakuti dengan orang yang berwibawa itu sangat jelas.
Orang yang ditakuti biasanya dalam kepemimpinannya sehari-hari menggunakan berbagai ancaman , seperti misalnya mengancam tidak ngasih tanda tangan jika tugas tidak dilaksanakan, mengancam menunda kenaikan pangkat jika tidak beres dalam administrasi, pokoknya selalu mengandalkan ancaman.Akhirnya guru untuk menghindari masalah terpaksa mengerjakan tugasnya, karena takut tidak ditandatangi, takut gajinya dipotong, takut ini, dan takut itu. Jika bawahannya berprestasi tidak bersedia untuk memberikan penghargaan, dan bahkan mengakui itu adalah bagian dari prestasinya sendiri.Seperti ada kawan yang berhasil mendapatkan sesuatu, komentarnya biasanya "alhamdulillah setelah saya promosikan maka guru yang bersangkutan berhasil menjadi....."ini menunjukkan itu adalah jasa dari kepsek tsb.
Orang yang berwibawa, cara kepemimpinannya adalah melakukan pendekatan kemanusiaan, dia tak segan mengajak, merangkul, memuji, dan bahkan memberi hadiah jika bawahannya berprestasi.Tidak pernah merasa berjasa atas keberhasilan anak buahnya, ia mengakui itulah prestasi yang diraih anak buahnya memang atas kecerdasan orang tsb.
Sebenarnya banyak sekali yang Pemali bagi seorang Kepsek.
Kepsek Pemali, minta imbalan.
Kepsek Pemali, pengen disapa duluan, sapalah org lain lebih dulu, yakin itu tidak menurunkan wibawa anda tapi malah sebaliknya, wibawa kepseknya makin meningkat. Nama baik anda akan menggema kemana-mana
satu orang bisa bercerita kepada 40 orang , buktinya jika guru mengajar maka siswa dikelas nya berjumlah bisa sampai 40 siswa, didalam kelas kebaikan kepseknya diceritakan guru, maka yang 40 tadi bercerita lagi minimal masing-,masing 5 orang dikeluarganya..dan ini akan terus bertambah-..bertambah..jangan heran kalo nama baik anda sampai terdengar ketelinga Presiden. Tapi bagaimana dengan sebaliknya..keburukan yang terdengar ditelinga Presiden. Hancurlah karir anda..jgn sampai hanya seumur jagung.
Uraian diatas hanya sebagian dari renungan yang saya rasakan selama saya jadi guru dan berhadapan dengan beberapa orang Kepala Sekolah, semoga ini bermanfaat dan berguna.Sekiranya pandangan saya ini salah maka anggap uraian ini tidak ada. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar